Oleh
: Verry Hendroprasetiyo
CGP Angkatan 10 Kabupaten Ogan Ilir
Jurnal Dwi Mingguan yang saya buat ini adalah
tulisan dari lanjutan proses belajar yang saya lalui pada Pendidikan Guru
Penggerak (PGP) Angkatan 10 Kabupaten Ogan Ilir. Penulisan jurnal ini menggunakan model
Refleksi 4F yaitu : Fact (peristiwa), Feeling (perasaan), Findings
(pembelajaran), Future (penerapan). hasil Refleksi Dwi Mingguan saya selama
pengikuti Pendidikan Guru Penggerak Modul 2.1
1. Fact
(Peristiwa)
Kegiatan pada modul 2.1 dimulai dari tanggal
20 Oktober 2023. Pada modul 2 dimulai dari mengerjakan Pretest untuk menguji
pemahaman awal tentang modul ini. Pembelajaran menggunakan alur MERDEKA (Mulai
dari diri sendiri, Eksplorasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi
kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata). Mulai
dari diri merupakan awal untuk mempersiapkan diri dalam menerima pengetahuan
baru pada modul 2.1, kemudian dilanjutkan dengan eksplorasi konsep pemikiran
kita dari modul yang sudah dipelajari, diskusi dengan rekan CGP dalam ruang
kolaborasi untuk menemukan kesamaan persepsi serta saling memberi masukan
konstruktif dalam menyusun rencana pembelajaran berdiferensiasi, secara mandiri
menyusun RPP berdiferensiasi diunggah di LMS untuk mendapat umpan balik dari
sesama CGP dan fasilitator, mendapat penguatan dari narasumber dalam elaborasi
pemahaman, membuat keterkaitan dengan materi sebelumnya yang sudah dipelajari,
dan diakhiri dengan aksi nyata praktik pembelajaran berdiferensiasi di kelas
sesuai dengan RPP yang sudah dibuat.
2. Feeling
(Perasaan)
Setelah mempelajari modul 2.1perasaan saya
menjadi sangat senang dan semakin antusias untuk bisa menerapkan dilingkungan
sekolah dan kelas. Pembelajaran berdiferensiasi membuat penasaran karena
sebagai guru harus memberlakukan siswa sesuai dengan karakteristiknya. Selama
ini hanya berfokus pada ketercapaian materi kurikulum, sehingga yang saya kejar
adalah ketuntasan materi. Efek/ dampak yang ada mengabaikan bahwa ada banyak
keragaman kebutuhan belajar murid dalam satu kelas. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai
filosofi dari KHD tentang belajar adalah menuntun murid mencapai tujuan, dan
tentunya guru tidak bisa memaksa masing-masing murid untuk melewati jalan yang
sama dalam mencapai tujuannya, namun guru dituntut bisa memfasilitasi murid
dengan berbagai jalan alternatif yang sesuai dengan kebutuhan murid.
3. Findings (Pembelajaran)
Pembelajaran bermakna yang saya peroleh
setelah mempelajari modul 2.1 adalah murid memiliki keunikan masing-masing.
Mulai dari pengetahuaannya, cara belajar, gaya belajar, sikap keinginan dan
sebagainya. Pembelajaran berdiferensiasi didesain agar guru bisa melaksanakan
pembelajaran yang mampu mengakomodir berbagai macam kebutuhan belajar murid.
Guru harus memiliki kepekaan dalam merespon semua kebutuhan belajar murid, hal
ini dapat dilakukan dengan memperhatikan : bagaimana kesiapan belajar murid;
bagaimana minat murid terhadap materi pembelajaran kita; dan seperti apa profil
belajar murid. Kemudian dalam kegiatan pembelajaran, guru perlu juga
memperhatikan strategi : diferensiasi konten; diferensiasi proses; dan
diferensiasi produk. Dan dalam proses penilaian, guru menggunakan penilaian
berjenjang. Harapannya, semua murid bisa memperoleh kesempatan yang sama dalam
mengikuti pembelajaran, sehingga lingkungan yang aman dan nyaman pun akan
didapatkan murid.
4. Future
(Penerapan)
Setelah mempelajari modul 2.1 ini yaitu
tentang Pembelajaran Berdiferensiasi maka saya akan berusaha menerapkan
dikelas. Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat diselenggarakan secara
efektif, maka perlu pemetaan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan,
minat dan profil belajar murid, agar guru dapat menentukan perbedaan konten,
proses, serta produk dalam kegiatan pembelajaran. Yaitu dengan asesmen
diagnostic non kognitif. Data pemetaan bisa diperoleh dari data murid pada
tahun/semester sebelumnya, melalui angket, melalui pengamatan, atau wawancara
dengan sesama rekan guru dan wali murid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar